Tak terkira awan memandang dengan penuh
keprihatinan.
Menyapa hatiku yang rapuh diterpa angin lembut tak berarah.
Tak terkira embun keluar disore hari yang sunyi tanpa bisikan darimu.
Menetes dan terus menetes seakan ikut menemaniku seiring rapuhnya imanku karnamu.
Menyendiri dan kucoba mengerti.
Mengerti akan semua keadaan yang telah berubah.
Matahari tak lagi tersenyum untukku.
Hingga tak terasa peluhku tak bisa menetes lagi.
Apa dia juga ikut lelah ?
Kenapa mata ini terus terbayang akan indah matamu ?
Kenapa masih bisa kurasakan hembus nafasmu ?
Kenapa masih teringat senyummu ?
Tak adakah yang bisa membantuku keluar dari tabir kepalsuan ini ?
Kepalsuan akan senyumku ?
Akan senangku ?
Akan keceriaanku ?
Sampai kapan harus kututup rapat apa yang aku rasa sebenarnya ?
Saat mata terbuka kau adasaat mata tertutup kaupun selalu datang dalam gelap
mimpiku.
Wajah yang semestinya tertegak kedepan kini tertunduk lesu.
Tangan yang inginku menggenggam keras
Ttapi tak kuasa aku melampiaskan.
Kaki yang semestinya membantuku pergi dari kisah yang menguras kesabaran ini,
Kini tak bisa bersinkronasi lagi dengan hatiku.
Seakan hilang tulangku sebagai tempat merekat ototku.
Inginku bersapa dengan ilalang - ilalang yang berumpun.
Untuk menengkan jiwa yang tak karuan saat ini.
Andaikan bisa aku mengucapkan "aku benci" dengan hatiku.
Tapi tak bisa sampai sekarang.
Aku masih terlalu berat.
Membuangmu dari banker hati ini.
Setiap ingin ku ucap kata itu,
Perasaan dari lubuk hati terdalam ini selalu mengatakan
"jangan membencinya,
aku tau kamu sgt mncintainya, percya pda tuhan, suatu saat kalian pasti bsa
mnmukan jlan terbaik, agar tak saling mnyakiti, buang jauh- jauh kata BENCI dari kamusmu, ku tau ini akan
menjadi baik untukmu"..
Bersama turunnya rintik hujan,
Semoga aku bisa lebih mempercayai apa kata hati ini.
Kata dari BISIKAN HATIKU
0 comments:
Post a Comment